sepasang sayap.

By 09.00







(Untuk R,M,dan T, teman - teman tahanan tahun terakhir di penjara hijau.)



Dari dulu, saya bisa dibilang terobsesi dengan kupu - kupu.

Saya masih ingat menghabiskan sore hari di masa kecil saya hanya berlarian tanpa arah di taman dekat rumah untuk menangkap kupu - kupu.....suatu usaha yang nyatanya hingga sekarang tidak pernah berhasil. Kupu - kupu terus beterbangan kesana kemari, memancarkan warnanya dan meninggalkan saya yang berdiri terdiam memandangi mereka sambil perlahan hanyut dalam pikiran sendiri.



Saya kagum bagaimana sayap kupu - kupu yang warna  - warni mengepak di udara, seakan - akan ingin pamer bahwa segenap langit biru yang membentang di atas kepala saya itu miliknya. Saya penasaran bagaimana sayap yang begitu tipis dapat membantunya berkeliling kemana - mana, ke tempat yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya. Saya iri akan keindahan warnanya yang membuat anak - anak kecil menoleh saat ia lewat,  membuat nenek tua di pinggir jalan berhenti sejenak hanya untuk mengagumi semburat warna di sepasang kanvas kecil yang ia kepakkan.



Lebih dari itu, saya heran bagaimana seekor kupu - kupu dapat membuat saya bertanya - tanya sedemikian rupa sehingga tanpa saya sadari, mereka sudah pergi meninggalkan saya seiring sang fajar turun dari singgasananya.



 Kupu - kupu dalam hidup saya, ternyata tidak muncul dalam rupa hewan bersayap saja.



Seiring saya tumbuh, saya menyadari bahwa bukan hanya kupu - kupu yang berhasil membuat saya merasa kagum, penasaran, iri, dan heran. Bukan hanya kupu - kupu yang dapat membuat saya menghabiskan sore hari untuk menunggu kedatangan mereka. Terlebih lagi, bukan hanya kupu - kupu yang bisa membuat saya terombang - ambing dalam pikiran saya sendiri.



Ternyata, teman - teman saya juga membuat saya merasa seperti itu. Terutama tiga manusia berinisial yang saya sebutkan di atas.



Mereka datang bagai kupu - kupu, dengan corak warnanya masing - masing, mewarnai langit saya yang kosong. Berlarian kesana kemari dalam hidup saya, membuat saya ikut terpontang - panting mengikuti gerak gerik mereka. Perlahan memunculkan rasa penasaran saya, dengan memunculkan sederet pertanyaan yang sampai sekarang masih saya coba cari jawabannya, seperti " Kenapa saya mau berteman dengan mereka?" atau "Kenapa saya bisa membuka diri dengan semudah itu di depan mereka?"



Tak hanya itu, mereka membuat saya kagum dengan buah pikiran dan pembicaraan absurd yang anehnya menarik perhatian saya. Pembicaraan yang sebenarnya tidak penting, namun berhasil meringankan beban di otak saya. Kagum dengan banyaknya persamaan yang kami miliki bersama  dan bagaimana mereka seakan dapat membaca saya seperti peramal tarot.



Memang, terkadang saya iri dengan mereka. Dengan kesempatan yang mereka punya, dengan kelebihan - kelebihan tertentu yang tidak bisa saya miliki sekeras apapun saya berusaha. Tak jarang, saya berkeinginan untuk menjadi mereka. Saya ingin mencoba melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, untuk menjawab keingintahuan saya, apabila dunia terasa lebih indah jika dijalani lewat hidup mereka? Sayangnya, pertanyaan itu menambah deretan pertanyaan yang hingga akhir zaman tidak akan bisa saya jawab.



Pada akhirnya, mereka membuat saya keheranan akan kesanggupan mereka untuk berada di sisi saya, untuk menghabiskan waktu mereka dengan tertawa menanggapi ocehan saya yang tidak ada juntrungannya. Untuk berbagi ilmu, makanan, memori dengan saya. Menghabiskan sisa waktu di bangku sekolah menengah atas yang kadang membuat kami semua hampir gila.



Namun, terdapat satu perbedaan antara manusia - manusia ini dengan kupu - kupu. Kupu - kupu hanya membiarkan saya mengagumi mereka dari jauh, dan perlahan meninggalkan saya pergi begitu saja saat matahari ditelan bumi. Sedangkan tiga biji semangka ini..... saya percaya mereka akan menemani saya, setidaknya dalam berberapa masa ini. Kenyataan bahwa mereka tidak akan meninggalkan saya begitu saja membuat saya sanggup bangun di pagi hari untuk menjalani masa tahanan di penjara hijau yang sebentar lagi akan saya tinggalkan.



Demikian racauan saya yang dibuat dalam keadaan setengah sadar. Saya harap mereka mengerti betapa pentingnya mereka bagi saya, dan semoga mereka masih sanggup beterbangan di langit saya untuk waktu yang lebih lama lagi. 



akhir kata, saya mau bilang.... ngeng. untuk kalian semua.


























You Might Also Like

2 komentar